Kamis, 07 Juni 2012
Bahasa dan Pikiran
Diposting oleh
Unknown
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa adalah medium tanpa
batas yang membawa segala sesuatu mampu termuat dalam lapangan pemahaman
manusia. Oleh karena itu memahami bahasa akan memungkinkan peneliti untuk
memahami bentuk-bentuk pemahaman manusia. Bahasa adalah media manusia berpikir
secara abstrak yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi
simbol-simbol abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat
berpikir mengenai tentang sebuah objek, meskipun objek itu tidak terinderakan
saat proses berpikir itu dilakukan olehnya (Suriasumantri, 1998).
Ernst Cassier menyebut
manusia sebagai animal symbolicum, makhluk yang menggunakan simbol. Secara
generik ungkapan ini lebih luas daripada sekedar homo sapiens. Bagi Cassier,
Keunikan manusia sebenarnya bukanlah sekedar terletak pada kemampuan
berpikirnya melainkan terletak pada kemampuannnya berbahasa. Seorang filosof
kenamaan, Gadamer, menyatakan bahwa status manusia tidak dapat melakukan
apa-apa tanpa menggunakan bahasa. Dalam satu pernyataannya yang terkenal,
secara jelas pula seorang filosof bahasa, Ludwid Van Wittgenstein, mengatakan
bahwa batas dunia manusia adalah bahasa mereka (Sumaryono, 1993). Sebuah uraian
yang cukup menarik mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikir dinyatakan oleh
Whorf dan Saphir. Whorf dan Sapir melihat bahwa pikiran manusia ditentukan oleh
sistem klasifikasi dari bahasa tertentu yang digunakan manusia (Schlenker,
2004). Menurut hipotesis ini, dunia mental orang Indonesia berbeda dengan dunia
mental orang Inggris karena mereka menggunakan bahasa yang berbeda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komantarnya bossss